dari Karbohidrat ?
2. Bagaimana Struktur, Fungsi, Anabolisme, dan Katabolisme
dari Lemak ?
3. Bagaimana Struktur, Fungsi, Anabolisme, dan Katabolisme
dari Protein ?
- I. Struktur, Fungsi, Anabolisme, dan Katabolisme dari Karbohidrat
- A. Struktur
- 1. Monosakarida
- Glukosa : Glukosa merupakan produk utama yang dibentuk dari hidrolisis karbohidrat kompleks dalam proses pencernaan. Glukosa ,merupakan bentuk gula yang biasnya terdapat pada aliran darah dan dalam sel. Glukosa dioksidasi untuk menghasilkan energy dan disimpan dalam hati untuk sebagi glikogen.
- Fruktosa : Fruktosa dinamakan juga gula tebu.
- Galaktosa : Produk ini diproduksi dari laktosa (gula dalam susu) dengan car hidroisis dalam proses pencernaan dan terdapat dalam bentuk bebas.
- Mannosa : Mannosa tidak terdapat dalam bentuk bebas dalam makanam, merupakn turunan dari mannosan yan terdapat dari beberpa leguminosa.
- 2. Oligosakarida
- Disakarida non-pereduksi
- Sukrosa :sukrosa ini terdiri dari glukosa dan fruktosa.
- Trehalosa : kupulan mosoakarida ini banyak terdapat pada hemolimfe dari insekta
- Maltosa : terdiri dari dua molekul glukosa.
- Laktosa : Pada hidrolisi lakstosa akan menghasilakn galaktosa dan glukosa.
- Selubiosa : Merupakan disakaroda [enyusun selulosa terdiri dari dua molekul glukosa dengn ikatan glikosidik
- Rafinosa : rafinosa terdiri dari galaktosa, glukosa dan fruktosa. Senyawa ini dikenal dengan nama galaktosil sukrosa.
- Gelatinosa : terdiri atas glukosa, glukosa dan fruktosa.
- Polisakarida
- Homopolisakarida : merupakn polisakarida yang menghasilkan satu tipe monosakarida pada proses hidrolisis.
- Selulosa : berbemtuk linear, tidak larut dalam air dan merupakn rangakain molekul beta-D-glukosa 10.000-5.000 unit
- Glikogen : serupa dengn amilopektin, Percabangan yang dijumapai pada glikogen terjadi pada setiap 8-12 unti glukosa, sehingga tamapk terlihat lebih kompak.
- Amilum : Amilum terdiri dari dua macam polimer glukosa yaitu amilosa (ranytai panjang dan tidak bercabang) dan amilo pectin.
- Khitin.
- Glikosaminoglikan
- Peptidoglikan (Prastowo, 2008).
- B. Fungsi
- Simpanan Energi, bahan bakar dan senyawa antara metabolism
- Bagian dari kerangka structural dari pembentuk RNA dan DNA
- Merupakn eleme structural dari dinding sel tanamn mauoun bakteri.
- Identitas sel, berikatan dengan protein atau lipid dan berfungsi dalam proses pengenalan antar sel (Nuringtyas. 2009).
- Katabolisme
- 5 langkah pertama yang disebut fase preparatory
- 5 langkah terakhir yang disebut fase payoff
Fase I memerlukan 2 ATP dan Fase II menghasilkan 4 ATP dan 2 NADP, sehingga total degradasi Glukosa menjadi 2 molekul piruvat menghasil 2 molekul ATP dan 2 molekul NADP.
Pada tahap pertama, molekul D-Glukosa diaktifkan bagi reaksi berikutnya dengan fosforilasi pada posisi 6, menghasilkan glukosa-6-fosfat dengan memanfaatkan ATP Reaksi ini bersifat tidak dapat balik. Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya ialah isomerasi, yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat, yang merupakan suatu aldosa, menjadi fruktosa-6-fosfat, yang merupakan suatu ketosa, dengan enzim fosfoglukoisomerase dan dibantu oleh ion Mg2+.
Tahap selanjutnya adalah fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim fosoffruktokinase dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini,gugus fosfat dipindahkan dari ATP ke fruktosa-6-fosfat pda posisi 1.
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim aldolase fruktosa difosfat atau enzim aldolase. Hanya satu di antara dua triosa fosfat yang dibentuk oleh aldolase, yaitu gliseraldehid-3-fosfat, yang dapat langsung diuraikan pada tahap reaksi glikolisis berikutnya. Tetapi, dihidroksi aseton fosfat dapat dengan cepat dan dalam reaksi dapat balik, berubah menjadi gliseraldehid-3-fosfat oleh enzim isomerase triosa fosfat.
Tahap selanjutnya adalah reaksi oksidasi gliseraldehid-3fosfat menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+, sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat. Enzim yang mengkatalisis dalam tahap ini adalah dehidrogenase gliseraldehida fosfat. Pada tahap ini, enzim kinase fosfogliserat mengubah asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk satu molekul ATP dari ADP dan memerlukan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Pada tahap ini, terjadi pengubahan asam 3-fosfoliserat menjadi asam 2-fosfogliserat. Reaksi ini melibatkan pergeseran dapat balik gugus fosfat dari posisi 3 ke posisi 2. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfogliseril mutase dengan ion Mg2+ sebagai kofaktor.
Reaksi berikutnya adalah reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat dari asam 2-fosfogliserat dengan katalisis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi.
Tahap terakhir pada glikolisis ialah reaksi pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi dari fosfoenolpiruvat ke ADP yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam piruvat.
(Camphell,2003)
- D. Anabolisme
(Haryanto, 2009).
- II. Struktur, Fungsi, Anabolisme dan katabolisme dari Lemak
- A. Struktur
- Asam-asam lemak : Merupakan suatu rantai hidrokarbon yang mengandung
satu gugus metal pada salah satu ujungnya dan salah satu gugus asam
atau karboksil. Secara umum formula kimia suatu asam lemak adalah CH3(CH2)nCOOH, dan n biasanya kelipatan dua.
- Rantai pendek : rantai hidrokarbonnya terdiri dari jumlah atom karbon genap 4-6 atom.
- Rantai sedang : 8-12 atom
- Rantai panjang : 14-26 atom.
Sedangkan untuk asam lemak tidak jenuh, adalh yang mempunayi ikatan rangkap astu lebih misalnya palmitoleat, linolenat, arakhidat, dan lain sebagainya. CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH (oleat).
- Turunan-turunan asam lemak : merupakan suatu komponen yang terbentuk
dari satu atau lebih asam lemak yang mengandung alcohol dan disebut
ester. Terdapat dua golongan ester yaitu gliserol ester dan cholesterol
ester.
- Gliserol ester : terbentuk melalui metabolism karbohidrat yang mengandung tiga atom karbon, yang salah satu ataom karon bersatu dengan salah satu gugus alcohol. Reaksi kondensasi antara gugus karboksil dengan gugus alcohol dari gliserol akan membentuk gliserida, tergantung dari jumlah asam lemak dari gugus alkohol yang membentuk raeksi kondensasi. (monogliserida, digliserida, trigliserida)
- Kolesterol ester : terbentuk melelui reaksi kondensasi, sterol, kolesterol, dan sam lemak terikat dengan gugus alcohol.
- Glikolipid : komponen ini mempunayi sifat serperti lipid, terdiri dari satu atu lebih komponen gula, dan biasanya glukosa dan galaktosa.
- Sterol : merupakan golongan lemak yang larut dalam alcohol, Mislanya kolesterol sterol. Berbeda dengan struktur lainnya sterol mempunyai nucleus dengan empat buah cincin yang saling berhubunga, tiga diantaranya mengandung 6 atom karbon, sedang yang keempat mengandung 5 atom karbon (Piliang. 2006).
- B. Fungsi
- Sebagai penyusun struktur membran sel Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-material.
- Sebagai cadangan energi Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa
- Sebagai hormon dan vitamin, hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis (Nugroho, 2009).
- Metabolisme gliserol
- Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO- (Murray, et al, 2003).
- Sintesis asam lemak
(Piliang, 2006)
- III. Struktur, Fungsi, Anabolisme dan Katabolisme dari Protein
- A. Struktur
- Struktur primer. Ini adalah hanya urutan asam amino di dalam rantai protein. Dtruktur primer protein diselenggarakan oleh ikatan-ikatan (peptida) yang kovalen.
- Struktur sekunder. Hal ini merujuk ke banyaknya struktur helix-aa atau lembaran berlipatan-B setempat yang berhubungan dengan struktur protein secara keseluruhan. Struktur sekunder protein diselenggarakan oleh ikatan-ikkatan hidrogen antara oksigen karbonil dan nitrogen amida dari rantai polipeptida.
- Struktur tersier. Hal ini menunjuk ke cara rantai protein ke dalam protein berbentuk bulat dilekukkan dan dilipat untuk membentuk struktur tiga-dimensional secara menyeluruh dari molekul protein. Struktur tersier diselenggarakan oleh onteraksi antara gugus-fufus R dalam asam amino.
- Struktur kuartener. Banyak protein ada sebagai oligomer, atau molekul-molekul besar terbentuk dari pengumpulan khas dari subsatuan yang identik atau berlainan yang dikenal dengan protomer (Poedjiadi, 2005).
- B. Fungsi
- Membentuk jaringan/ bagian tubuh lain
- Pertumbuhan (bayi, anak, pubertas)
- Pemeliharaan (dewasa)
- Membentuk sel darah
- Membentuk hormon, enzym, antibody,dll
- Memberi tenaga (protein sparing efek)
- Pengaturan (enzim, hormone) (Anonim, 2009 (b))
- C. Anabolisme
- 1. Tahap Initiation
b.Langkah kedua adalah Met-tRNA berinteraksi dengan GTP.
c. Langkah ketiga kombinasi Met-tRNA dan GTP akan bergabung dengan ribosom su-unit kecil. Dan ini akan mengakibatkan langkah selanjutnya.
d. Pada langkah keempat ribosom subunit kecil akan siap bergabung dengan mRNA dalam satu reaksi kompleks yang melibatkan hidrolisis ATP.
e. Pada langkah ke lima terjadi penyatuan ribosom sub unit kecil dan ribosom subunit besar yang disertai dengan hidrolisis GTP menjadi GDP. Tahap ini diakhiri dengan gabungnya antara ribosom dengn mRNA dan Met-tRNA.
2. Tahap Pemanjangan (Elongasi)
Setelah terbentuk pemrakarsaan (initiating complex), maka ribosom subunit besar akan menempel pada ribosom sub unit kecil.dengan diahului oleh hidrolisis terhadap molekul GTP, sehingga dihasilkan dua tempat yang terpisah pada ribosom sub unti besar yaitu sisi P (Pepetidil) dan sisi A (aminoasil). Pada proses elongasi ribosom akan bergerak sepanjang mRNA untuk menerjemahkan pesan yang dibawa oleh mRNA dengan arah gerakan dari 5’ ke 3’.
Langkah pertama dari proses elongasi adalah reaksi pengikatan aminoasil tRNA (AA2) dengan GTP. Pada langkah sealnjutnya yaitu terjadi ikatan pada kompleks tersebut pada ribosom sisi A.
Pada langkah ketiga GTP dihidrolisis, Met RNA terdapat pada sisi P dan aminoasil-tRNA (AA2) pada sisi A siap untuk membentuk rantai peptide pertama.
Pada langkah keempat metionin yang digandeng oleh tRNA inisiator pada sisi P mulai terikat asam amino yang dibawa oleh tRNA pada sisi A dengan ikatan peptide yang membentuk dipeptida. Sehingga sisi P ribosom menjadi kosong, reaksi ini dikatalis oleh peptidil transferse yang dihasilkan oleh ribosom sub unit besar.
Pada langkah terakhir ribososm bergerak sepanjang mRNA menuju ke 3’ sehingga dipeptida yang sudah terbentuk dari sisi A aka berganti menempati sisi P, sehingga sisi A menjadi kosong. Dan pada sisi A akan terbuka kodon dan akan dimasuki tRNA. Setelah kedua tempat di ribosom terisi oleh tRNA yang menggandeng asm amino masing-masing, asam amio akan sangat berdekatan, dan akibatnya akan terjadi ikatan peptide diantara keduanya.
3. Tahap Penghentian (terminasi)
Pada tahap ini dikenal dengan tahap penghentian, Jadi tahap ini penejemahan kan berhenti apabila kodon penghenti (UAA, UAG, atau UGA) masuk ke sisi A. Hal ini akan terjadi jika tidak ada staupun tRNA yang memiliki anti kodon yang dapat berpasangan dengn kodon-kodon penghenti. Setelah itu sebgai pengganti tRNA, masuklah factor pembebas atau RF (Release Faktor) ke sisi A. Faktor ini bersama-sama dengan molekul GTP, melepaskan rantai polipepetida yang telai usai dibentuk oleh tRNA. Setelah itu RIbosom kembali terpisah menjadi unti besar dan unit kecil serta kembali ke sitosol untuk kemudian akan berfungsi lagi sebagia penerjemah (Marianti, 2007).
- D. Katabolisme
Terdapat 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi : Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
2. Deaminasi oksidatif : Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin.
Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas beberapa tahap yaitu:
- Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi dengan CO2 menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan energi dari ATP
- Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat bereaksi dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat dilepaskan.
- Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi
dengan L-aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini
membutuhkan energi dari ATP
- Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan L-arginin
- Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin akan menghasilkan L-ornitin dan urea (Lehninger, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Karbohidrat.
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1799308-karbohidrat/
(diakses pada tanggal 15 Oktober 2009)
Anonim. 2009 (b). Fungsi Protein.
http://rgilfan.wordpress.com/2008/05/27/fungsi-protein/
(diakses pada tanggal 15 Oktober 2009).
Campbell, dkk. 2003. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Haryanto, Aris. 2009. Organa Digestoria
(kuliah pengantar Blok 3 tahun 2008)
Lehninger. 2005. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Marianti, S. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper Edisi XXV. Penerjemah Hartono Andry. Jakarta: EGC
Nugroho, H. 2009. Metabolisme Lipid.
static.schoolrack.com/34773/5-metabolisme_lipid.doc
(diakses pada tanggal 15 Oktober 2009).
Nuringtyas 2009. Karbohidrat.
elisa.ugm.ac.id/files/chimera73/ulnVfTez/KARBOHIDRAT1.pdf
(diakses pada tanggal 14 Oktober 2009)
Piliang. W. 2006. Fisiologi Nutrisi. Bogor : IPB Press.
No comments:
Post a Comment